Categories
Home Teknologi & Digital

Samsung Hentikan Dukungan Sejumlah Perangkat Galaxy di 2025, Saatnya Upgrade?

Samsung dikenal sebagai salah satu produsen smartphone yang menawarkan dukungan perangkat lunak terbaik untuk sistem operasi Android. Namun, seiring berjalannya waktu, setiap perangkat memiliki masa pakai tersendiri dalam hal pembaruan perangkat lunak. Di tahun 2025, Samsung akan menghentikan dukungan pembaruan untuk sejumlah perangkat Galaxy yang sudah mencapai batas usia dukungan resminya. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat yang masih didukung dapat menikmati inovasi terbaru, sementara model lama tidak lagi mendapatkan pembaruan keamanan maupun peningkatan fitur.

Beberapa perangkat yang tidak lagi mendapatkan pembaruan di antaranya adalah seri flagship Galaxy S21, Galaxy S21+, dan Galaxy S21 Ultra, serta perangkat lipat generasi ketiga, yaitu Galaxy Z Fold 3 dan Galaxy Z Flip 3. Selain itu, beberapa perangkat dari lini menengah seperti Galaxy A14, Galaxy A14 5G, Galaxy M33, Galaxy M14, Galaxy M14 5G, Galaxy F14, serta beberapa model tablet seperti Galaxy Tab S6 Lite (2022) dan Galaxy Tab Active 4 Pro juga masuk dalam daftar. Pengguna perangkat-perangkat ini disarankan untuk mulai mempertimbangkan upgrade ke model yang lebih baru jika ingin terus menikmati fitur serta keamanan terbaru.

Samsung sendiri tengah bersiap merilis One UI 7 berbasis Android 15 sebagai pembaruan besar tahun ini, membawa berbagai peningkatan dan fitur terbaru bagi perangkat yang masih mendapat dukungan. Sayangnya, perilisan ini mengalami sedikit keterlambatan, sehingga beberapa perangkat unggulan seperti Galaxy S24, Galaxy Z Fold 6, Galaxy Z Flip 6, dan seri Tab S9 belum dapat menikmati pembaruan ini sesuai jadwal awal. Meski demikian, Samsung terus berupaya menghadirkan pengalaman terbaik bagi penggunanya, meskipun dalam prosesnya beberapa perangkat lama harus ditinggalkan demi kemajuan teknologi.

Categories
Home Teknologi & Digital

Amazon Tingkatkan Alexa dengan AI Generatif: Lebih Pintar, Lebih Fleksibel, Tapi Berbayar?

Sebagai salah satu pelopor teknologi asisten digital, Amazon terus berinovasi dengan platform Alexa-nya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan fitur dan profitabilitas Alexa tampak stagnan. Kini, Amazon siap menghadirkan lonjakan besar dalam kemampuan asisten digitalnya dengan mengintegrasikan teknologi AI generatif.

Amazon menggandeng Anthropic, perusahaan di balik pengembangan model kecerdasan buatan Claude AI, dan telah menginvestasikan dana sebesar USD 8 miliar untuk meningkatkan performa Alexa. Claude AI sendiri memiliki tiga varian model dengan tingkat performa dan biaya berbeda, yaitu Haiku, Sonnet, dan Opus.

Versi terbaru Alexa akan lebih canggih dibandingkan sebelumnya. Kini, asisten digital ini dapat memahami dan menangani beberapa perintah sekaligus (multi-prompt), berbeda dari versi sebelumnya yang hanya dapat menjalankan satu perintah sederhana dalam satu waktu.

Selain itu, Alexa akan memiliki kemampuan mengingat preferensi pengguna, seperti kebiasaan mendengarkan musik atau rekomendasi restoran favorit. Misalnya, pengguna dapat memesan burger lalu mengubah bahan sebelum konfirmasi, menunjukkan fleksibilitas dalam menangani instruksi bertahap. AI baru ini juga dapat bertindak sebagai agen pribadi yang menjalankan tugas tanpa perlu bimbingan terus-menerus.

Namun, peningkatan ini tidak gratis. Amazon mempertimbangkan untuk mengenakan biaya langganan sekitar USD 5–10 per bulan. Jika 10% dari pengguna aktif berlangganan, potensi pendapatan tahunan yang bisa diraih mencapai USD 600 juta.

Saat ini, versi baru Alexa dikenal secara internal sebagai “Banyan” atau “Remarkable Alexa”, sedangkan “Classic Alexa” akan tetap tersedia secara gratis, meskipun tanpa pengembangan fitur baru.

Keputusan akhir mengenai tarif dan penamaan resmi akan dibahas dalam pertemuan eksekutif pada 14 Februari. Peluncuran resmi kemungkinan akan digelar pada 26 Februari, yang akan dihadiri oleh Panos Panay dari Microsoft Surface dan Windows 11.

Categories
Home Teknologi & Digital

iPhone SE 4: Perubahan Besar dengan Desain Modern, Face ID, dan Kamera 48MP

Apple bersiap meluncurkan generasi terbaru iPhone SE yang dikabarkan akan diperkenalkan pekan depan. Model keempat dari seri ini menghadirkan berbagai peningkatan signifikan, termasuk desain lebih modern, kinerja lebih cepat, dan fitur canggih yang menjadikannya pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan iPhone dengan harga lebih terjangkau.

Salah satu perubahan paling mencolok adalah penghapusan tombol Home, yang selama ini menjadi ciri khas iPhone SE. Sebagai gantinya, Apple mengadopsi layar penuh berukuran 6,1 inci dengan teknologi OLED, memberikan tampilan lebih tajam dan warna lebih hidup. Perubahan ini juga menandai peralihan dari Touch ID ke Face ID, meningkatkan keamanan serta memberikan pengalaman pengguna yang lebih modern.

Di sektor performa, iPhone SE 4 diperkirakan akan dibekali chip A16 Bionic, yang sebelumnya digunakan pada iPhone 14 Pro. Dengan prosesor ini, perangkat akan mampu menjalankan aplikasi dengan lebih lancar, termasuk fitur berbasis kecerdasan buatan. Ditambah dengan peningkatan kapasitas RAM, multitasking akan menjadi lebih responsif dan efisien. Penggunaan chip terbaru ini juga diyakini akan meningkatkan efisiensi daya, memungkinkan baterai bertahan lebih lama dalam penggunaan sehari-hari.

Apple juga akan menghadirkan modem 5G buatan sendiri di iPhone SE 4, menggantikan ketergantungannya pada Qualcomm. Dengan teknologi ini, konektivitas jaringan akan lebih optimal dan memberikan pengalaman internet yang lebih stabil serta cepat. Selain itu, mengikuti kebijakan Uni Eropa, iPhone SE 4 akan menggunakan port USB-C, menggantikan port Lightning yang telah lama digunakan Apple. Perubahan ini memungkinkan pengisian daya lebih fleksibel dan transfer data lebih cepat, serta meningkatkan kompatibilitas dengan berbagai aksesori yang sudah menggunakan standar serupa.

Di sektor fotografi, iPhone SE 4 diperkirakan akan dibekali kamera utama 48MP, sebuah peningkatan signifikan dari pendahulunya yang hanya mengusung sensor 12MP. Dengan resolusi lebih tinggi dan dukungan pemrosesan gambar dari chip A16 Bionic, pengguna dapat menangkap gambar dengan detail lebih baik, bahkan dalam kondisi pencahayaan rendah. Fitur seperti mode malam dan Smart HDR juga diprediksi akan hadir untuk meningkatkan pengalaman fotografi secara keseluruhan.

Dengan berbagai pembaruan ini, iPhone SE 4 menjadi perangkat yang menarik bagi pengguna yang ingin menikmati teknologi terkini Apple dengan harga yang lebih bersahabat. Perubahan desain, peningkatan performa, serta fitur-fitur canggih menjadikannya salah satu produk yang patut ditunggu dalam peluncuran Apple mendatang.

Categories
Home Teknologi & Digital

Realme Siap Unjuk Inovasi Teknologi di MWC 2025, Rayakan Kreativitas Pengguna Lewat Kompetisi #Shotonrealme

Perusahaan teknologi realme telah mengumumkan keikutsertaannya dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2025 yang akan digelar di Barcelona, Spanyol. Dalam kesempatan ini, realme akan memperkenalkan teknologi seluler terbaru dan mengungkapkan rencana strategis tiga tahunnya yang akan datang. Salah satu teknologi unggulan yang akan dipamerkan di acara bergengsi ini adalah inovasi dalam pencitraan optik, yang bertujuan membawa fotografi seluler ke tingkat kualitas seperti DSLR.

Untuk meramaikan partisipasinya di MWC 2025, realme menggelar kompetisi bertajuk #Shotonrealme yang diperuntukkan bagi para penggemar fotografi, terutama bagi komunitas realme yang akrab dengan sebutan realme Fans. Kompetisi ini menjadi bukti komitmen realme dalam mendukung kreativitas anak muda untuk mengekspresikan diri melalui fotografi dengan lensa smartphone.

Menurut Krisva Angnieszca, Public Relations Lead realme Indonesia, kompetisi #Shotonrealme merupakan bentuk apresiasi kepada para realme Fans. “Melalui kompetisi ini, kami ingin merayakan semangat kreativitas mereka dalam dunia fotografi,” ujarnya.

Kompetisi ini menawarkan tantangan dengan tema-tema unik setiap minggu sepanjang Februari 2025. Peserta dapat mengirimkan karya mereka melalui platform realme Community dengan mengunggah foto yang diambil menggunakan smartphone realme. Selain itu, peserta juga diminta untuk mengikuti akun Instagram @realmeindonesia dan @realmecommunity.

Tim realme akan memilih karya terbaik setiap minggu, dan foto-foto terpilih akan mendapatkan “Honorable Mention” yang dipublikasikan di Instagram realme Indonesia. Di akhir bulan, tiga pemenang akan menerima produk realme sebagai hadiah atas bakat dan kreativitas mereka.

Selain memperkenalkan pencitraan optik canggih, realme juga akan memperkenalkan inovasi terbaru dalam bidang AI melalui realme NEXT AI lab. Inovasi ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan kemampuan kamera dengan fitur-fitur pintar. Para pengunjung MWC 2025 juga akan disuguhkan ruang imersif yang menggabungkan teknologi terkini dengan desain modern, memungkinkan mereka untuk merasakan langsung berbagai inovasi yang ditawarkan oleh realme.

Categories
Home Teknologi & Digital

Trump Ambil Langkah Tegas: Tarik Diri dari UNHRC dan Hentikan Pendanaan UNRWA!

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan untuk menandatangani perintah eksekutif pada Selasa (4/2), yang akan secara resmi menarik Amerika Serikat dari keterlibatannya dengan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC). Keputusan ini merupakan langkah berlanjut dari kebijakan luar negeri Trump yang lebih condong kepada posisi yang kritis terhadap beberapa badan internasional. Selain itu, Trump juga akan menghentikan seluruh pendanaan yang telah diberikan AS kepada Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sebuah lembaga yang bertugas memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina di wilayah Timur Tengah.

Keputusan ini juga semakin mempertegas ketegasan Trump terhadap kebijakan luar negeri terkait dengan Israel dan Palestina. Pada hari yang sama, Trump dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang saat ini tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke AS. Netanyahu dikenal sebagai salah satu pengkritik keras UNRWA, dan pertemuannya dengan Trump diharapkan semakin memperkuat posisi keduanya terkait dengan isu pengungsi Palestina dan keberlanjutan pendanaan untuk lembaga tersebut.

Langkah ini mengingatkan kita pada keputusan serupa yang diambil Trump pada Juni 2018, saat AS secara resmi menarik diri dari UNHRC, dengan alasan bahwa badan tersebut memberikan keanggotaan kepada negara-negara yang dianggap tidak layak dan memiliki fokus yang tidak proporsional terhadap Israel. Keputusan tersebut menuai banyak kritik, tetapi Trump tetap teguh pada kebijakan tersebut.

Namun, pada Februari 2021, pemerintahan Joe Biden melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan bahwa AS akan kembali berpartisipasi dalam UNHRC sebagai pengamat. Sementara itu, sejak 1950, UNRWA telah memberikan bantuan kepada jutaan pengungsi Palestina di sejumlah negara di Timur Tengah, termasuk Yordania, Lebanon, Suriah, Gaza, dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sebagai bagian dari upaya untuk memberikan perlindungan dan penghidupan yang layak bagi mereka yang terpaksa mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan.

Categories
Berita Internasional Home Teknologi & Digital

Uni Eropa Tegaskan Larangan Penggunaan AI Berisiko Tinggi yang Tidak Dapat Diterima

Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bahwa badan penegak hukum dapat melarang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dianggap memiliki potensi menimbulkan bahaya atau risiko yang tidak dapat diterima. Undang-Undang AI Uni Eropa yang baru ini mulai berlaku pada 2 Februari, dengan tahap pertama yang menandai tenggat waktu kepatuhan. Setelah melalui proses panjang yang dimulai dengan pembahasan beberapa tahun lalu, Undang-Undang ini akhirnya disetujui oleh Parlemen Eropa pada Maret tahun lalu.

Undang-Undang ini bertujuan untuk mengatur berbagai penggunaan AI serta interaksinya dengan individu, mencakup dampak mulai dari aplikasi konsumen hingga lingkungan. Secara garis besar, undang-undang ini mengklasifikasikan AI dalam empat kategori risiko yang berbeda. Di antaranya adalah risiko minimal, seperti sistem filter spam email yang tidak membutuhkan pengawasan khusus. Risiko terbatas, yang mencakup chatbot layanan pelanggan, akan mendapat pengawasan ringan. Risiko tinggi, seperti aplikasi AI untuk rekomendasi perawatan kesehatan, akan diawasi dengan ketat. Terakhir, AI yang dinilai memiliki risiko tidak dapat diterima, seperti teknologi untuk penilaian sosial dan manipulasi keputusan seseorang, akan dilarang sepenuhnya.

AI yang dianggap berisiko tinggi dan tidak dapat diterima, misalnya, termasuk penggunaan AI untuk membuat profil risiko berdasarkan perilaku individu, atau yang dapat mengeksploitasi kerentanan seperti usia, disabilitas, atau status sosial ekonomi. Teknologi ini juga mencakup penggunaan AI untuk menentukan seseorang sebagai pelaku kejahatan berdasarkan penampilannya. Perusahaan yang melanggar ketentuan ini akan dikenakan denda yang besar, yaitu 35 juta euro atau 7 persen dari pendapatan tahunan mereka dari tahun fiskal sebelumnya.