PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat sejarah baru dengan menemukan cadangan migas eksplorasi terbesar sejak 2009. Keberhasilan ini menjadi langkah signifikan dalam upaya mencapai swasembada energi nasional.
“Penemuan ini merupakan bukti nyata dari kerja keras tim eksplorasi serta kolaborasi erat dengan SKK Migas dan Kementerian ESDM. Kami berharap temuan ini dapat meningkatkan lifting migas nasional demi ketahanan energi,” ujar Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, dalam acara Media Gathering PHE di The Patra Resort, Badung, Bali, Selasa (11/2/2025).
Sepanjang tahun 2024, realisasi temuan sumber daya migas kontingen (2C Recoverable) dari Subholding Upstream Pertamina Group mencapai 652 juta barel setara minyak (MMBOE), dengan total 2C Inplace sebesar 1,75 miliar barel setara minyak (BBOE). Capaian ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 34% dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan 488 MMBOE.
Salah satu faktor utama yang mendorong capaian ini adalah keberhasilan High Impact Discovery di sumur Tedong (TDG)-001. Sumur ini memiliki sumber daya 2C Recoverable sebesar 548 bcfg serta kondensat sebanyak 13,51 mmbc. Sumur ini berada dalam Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP, yang dikelola oleh afiliasi PHE, PT Pertamina EP Cepu, di Region IV Zona 13.
Pengeboran sumur Tedong (TDG)-001 merupakan bagian dari rangkaian eksplorasi di frontier area Indonesia Timur, bersama dengan empat titik lainnya, yaitu East Wolai (EWO)-001, West Wolai (WWO)-001, Julang Emas (JLE)-001, dan Yaki Emas (YKE)-001. Eksplorasi ini bertujuan untuk mengonfirmasi potensi sumber daya migas dari Batugamping Formasi Minahaki dan Tomori.
Selain itu, PHE juga menemukan cadangan migas di struktur Padang Pancuran (PPC)-1, yang berada di Sumatra Selatan dalam WK Jambi Merang. Sumur PPC-1 yang dibor hingga kedalaman 3.750 feet (sekitar 1.143 meter) mencatatkan sumber daya 2C Recoverable sebesar 140,6 MMBOE dengan total 2C Inplace sebesar 550 MMBO.
Muharram mengungkapkan bahwa eksplorasi di struktur Padang Pancuran masih akan berlanjut dengan rencana pengeboran appraisal sebanyak dua hingga tiga sumur tambahan.
Pada tahun 2024, PHE telah menyelesaikan pengeboran 22 sumur eksplorasi, serta melakukan survei seismik 2D sepanjang 769 kilometer dan seismik 3D seluas 4.990 kilometer persegi.
Menurut Muharram, temuan ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi nasional, tetapi juga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan infrastruktur, eksplorasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang.
“PHE berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam operasi dan bisnis hulu migas dengan tetap menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG),” tutupnya.