Tragedi memilukan terjadi di Malaysia setelah seorang bocah perempuan berusia tiga tahun meninggal dunia usai menerima suntikan dari seorang dokter magang di salah satu rumah sakit. Sang ibu mengungkapkan kejadian ini melalui media sosial, mempertanyakan prosedur medis yang dilakukan terhadap putrinya.
Dilansir dari World of Buzz, Jumat (28/2/2025), peristiwa ini bermula ketika sang ibu membawa anaknya ke rumah sakit karena mengalami flu yang tak kunjung membaik. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter menyatakan bahwa bocah tersebut mengalami dehidrasi dan perlu mendapatkan suntikan sebelum menjalani tes darah.
“Anakku sudah sangat lemah, lalu saya melihat dokter magang menyuntiknya tanpa anestesi atau persiapan apapun,” tulis sang ibu dalam unggahannya di media sosial.
Setelah mendapatkan suntikan pertama, kondisi anak tersebut berubah drastis. Dia mulai menangis, tubuhnya gemetar, dan dengan suara lirih mengucapkan kata-kata terakhirnya kepada sang ayah, “Ayah, aku tidak bisa melihat apa-apa.” Situasi semakin memburuk ketika dokter magang lainnya diduga memberikan dua suntikan tambahan. Tak lama setelahnya, detak jantung bocah itu meningkat drastis. Tim medis segera meminta keluarga keluar dari ruangan untuk melakukan tindakan penyelamatan. Namun, upaya tersebut tidak berhasil, dan anak tersebut dinyatakan meninggal dunia pada pukul 09.00 waktu setempat.
Pihak rumah sakit menyatakan bahwa penyebab kematian bocah itu adalah infeksi bakteri. Namun, sang ibu mempertanyakan prosedur yang dilakukan, terutama terkait pemberian suntikan tanpa persetujuan orang tua. “Mengapa kalian memberinya suntikan booster? Awalnya kalian bilang itu obat, lalu menyebutnya booster. Kalian bahkan tidak meminta izin kami,” ungkapnya dengan penuh kekecewaan.
Tak hanya itu, ibu korban juga menyayangkan keputusan rumah sakit yang meminta keluarga keluar dari ruangan saat kondisi anaknya semakin kritis. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak rumah sakit menawarkan untuk melakukan otopsi guna memastikan penyebab kematian. Namun, keluarga memilih untuk segera membawa jenazah anak mereka untuk dimakamkan.
Atas kejadian ini, ibu korban menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap rumah sakit yang menangani kasus ini. “Kepada dokter magang, berhentilah menghilangkan nyawa orang,” tulisnya dalam unggahan terakhirnya, mencerminkan rasa duka dan ketidakpuasan terhadap pelayanan medis yang diterima anaknya.
Tragedi ini pun memicu perdebatan publik mengenai standar prosedur medis dan pengawasan terhadap dokter magang di fasilitas kesehatan. Banyak pihak yang mendesak agar dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.