Categories
Berita Nasional Home

Perkuat Wawasan Kebangsaan, Lemhannas Bekali 456 Kepala Daerah di Magelang

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily, dijadwalkan memberikan pembekalan kepada para kepala daerah dalam retret yang berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman kepala daerah terhadap geopolitik, sejarah perjuangan bangsa, empat konsensus kebangsaan, ketahanan nasional, dan kewaspadaan nasional agar mampu menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan.

Ace Hasan menegaskan pentingnya pemahaman terhadap wawasan kebangsaan sebagai fondasi utama dalam menjalankan tugas kepemimpinan. Menurutnya, kepala daerah harus senantiasa mengingat tujuan berbangsa dan cita-cita Proklamasi 1945 agar kebijakan yang dirumuskan selalu berpihak kepada masyarakat. “Dengan memahami nilai-nilai kebangsaan, para pemimpin daerah akan lebih bijak dalam merumuskan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat,” ujarnya, Sabtu (22/2/2025), dikutip dari Antaranews.

Selain itu, pemahaman tentang geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi dinilai penting untuk membantu kepala daerah mengantisipasi berbagai dinamika global yang dapat memengaruhi kebijakan daerah. Ace Hasan berharap, dengan bekal tersebut, kepala daerah mampu menghadapi tantangan global tanpa mengesampingkan kepentingan nasional. “Pondasi kebangsaan yang kokoh akan mendorong pemimpin untuk selalu memprioritaskan kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

Kegiatan pembekalan ini juga menjadi sarana memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan pusat. Materi wawasan kebangsaan disampaikan pada dua hari pertama retret, dilanjutkan dengan pembekalan dari sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.

Retret yang diikuti oleh 456 kepala daerah ini berlangsung selama sepekan, mulai 21 hingga 28 Februari 2025. Melalui kegiatan ini, diharapkan para kepala daerah semakin memperkuat komitmen mereka dalam menjaga persatuan bangsa dan memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayah masing-masing.

Categories
Berita Internasional Home

BRICS Tantang Dominasi Dolar AS, Trump Beri Peringatan Keras

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kekhawatirannya terhadap upaya BRICS yang berusaha mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat dalam perdagangan global. Menurut laporan kantor berita Rusia, Sputnik, pada Sabtu, Trump menyatakan bahwa jika langkah tersebut berhasil, dampaknya bisa signifikan bagi AS dan ekonomi dunia.

“Ini akan menjadi sesuatu yang buruk bagi negara kita dan bagi dunia. Mereka berkumpul untuk melemahkan dolar,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis.

BRICS, yang dibentuk pada 2006 oleh Rusia, China, India, dan Brasil, berkembang dengan bergabungnya Afrika Selatan pada 2011. Sejak 2024, beberapa negara tambahan, termasuk Indonesia, telah resmi menjadi anggota. Blok ini dikenal dengan upayanya memperkuat kerja sama ekonomi dan mencari alternatif terhadap dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional.

Pada Januari lalu, Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap impor dari negara-negara BRICS jika mereka benar-benar meluncurkan mata uang baru atau mendorong penggunaan mata uang lain sebagai pengganti dolar AS. Ancaman ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat dalam kebijakan ekonomi global.

BRICS sebelumnya telah mendiskusikan opsi untuk memperluas penggunaan mata uang nasional mereka dalam transaksi perdagangan serta kemungkinan menciptakan mata uang bersama. Namun, hingga kini belum ada keputusan final. Langkah ini mengindikasikan keseriusan negara-negara anggota dalam mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS yang selama ini mendominasi sistem keuangan dunia.

Beberapa analis menilai bahwa jika BRICS benar-benar meluncurkan mata uang alternatif atau memperkuat penggunaan mata uang nasional masing-masing, dominasi dolar AS dalam ekonomi global bisa terguncang. Dampaknya bisa meluas, mulai dari ketegangan geopolitik hingga perubahan besar dalam sistem keuangan internasional. Sementara itu, pemerintahan Trump terus memantau situasi ini dengan cermat dan berencana mengambil langkah strategis untuk melindungi kepentingan ekonomi AS.