Kementerian Luar Negeri China menyoroti pentingnya kerja sama strategis antara Tiongkok dan Indonesia dalam menghadapi ketidakstabilan global saat ini. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Kemlu China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara dua negara besar di kawasan Asia ini menjadi semakin relevan di tengah situasi internasional yang bergejolak.
Lin Jian menyebut bahwa baik Presiden Xi Jinping maupun Presiden Prabowo Subianto telah saling bertukar ucapan selamat, serta menegaskan komitmen untuk mendukung pembangunan nasional masing-masing. Keduanya juga sepakat untuk saling memperkuat jalur modernisasi dan menjalin hubungan yang lebih erat. China menyatakan kesiapan untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, stabilitas regional, serta menjawab tantangan global bersama.
Hubungan diplomatik Indonesia dan China dimulai pada 1950, tak lama setelah Indonesia merdeka dan China dipimpin oleh Partai Komunis. Namun sempat terputus pada 1967 usai peristiwa G30S/PKI, hingga akhirnya dipulihkan kembali pada 1990. Sejak era reformasi, hubungan kedua negara terus menguat dan mencapai titik strategis pada 2005, lalu ditingkatkan ke level kemitraan strategis komprehensif pada 2013.
Kini, di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia ikut serta dalam program Belt and Road Initiative dengan proyek andalan seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pada 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari 147 miliar dolar AS, dan China menempati posisi tiga besar dalam investasi asing langsung di Indonesia.