Pertemuan Perdana Menteri Kanada dan Presiden AS untuk Memperkuat Hubungan Bilateral

Pada Selasa, 29 April, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk mengadakan pertemuan tatap muka dalam waktu dekat. Keputusan ini diambil setelah sebuah percakapan antara keduanya, yang berlangsung sehari setelah kemenangan Carney dalam pemilihan parlemen pada Senin, 28 April. Pemilu tersebut didominasi oleh isu-isu besar yang sering mengemuka dalam hubungan kedua negara, seperti tarif perdagangan dan ancaman aneksasi yang dilontarkan oleh Trump. Isu-isu ini telah menjadi bagian penting dalam dinamika hubungan Kanada-AS, yang kerap menghadirkan ketegangan.

Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya hubungan kerja sama yang solid antara Kanada dan Amerika Serikat. Mereka menekankan bahwa kedua negara ini adalah negara merdeka dan berdaulat yang saling bergantung satu sama lain untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran kawasan. Pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri tersebut menunjukkan komitmen kedua pemimpin untuk terus bekerja sama, meskipun ada perbedaan pendapat dalam beberapa isu. Dalam hal ini, hubungan bilateral mereka dipandang sebagai kunci untuk mengatasi banyak tantangan global yang ada saat ini.

Dalam pidato kemenangan yang disampaikan setelah hasil pemilu, Carney menyoroti pentingnya menjaga hubungan yang kuat dengan AS. Ia mengingatkan warga Kanada tentang dampak yang ditimbulkan oleh perselisihan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat, tetapi juga menyampaikan harapan akan adanya solusi yang dapat memperbaiki ketegangan ini. Ia menegaskan bahwa meskipun ada tantangan, Kanada akan terus berupaya untuk mencari jalan keluar yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dengan pertemuan tatap muka yang direncanakan, kedua pemimpin diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan membangun kemitraan yang lebih kuat antara kedua negara, dengan tujuan menciptakan kestabilan yang lebih baik di masa depan.

Trump Dorong Pembicaraan Tingkat Tinggi Rusia-Ukraina untuk Damai

Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk menyelesaikan kesepakatan damai. Trump mengungkapkan hal ini dalam sebuah unggahan di platform sosial media Truth Social, mengklaim bahwa kedua belah pihak sangat dekat dengan kesepakatan dan sebagian besar “poin-poin utama” sudah disetujui.

Trump pun yang baru saja tiba di Roma pada Jumat (25/4) malam untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, menyampaikan dalam cuitannya bahwa kedua pihak kini harus bertemu di tingkat yang sangat tinggi untuk menyelesaikan perundingan tersebut. Meskipun belum ada rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan yang telah disepakati, Trump optimis bahwa kerja sama antar kedua negara tersebut bisa segera tercapai.

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump pun juga menyampaikan bahwa pekerjaan keseluruhan mengenai perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina berjalan dengan baik. Pada saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, di Kremlin. Pertemuan tersebut membahas kemungkinan untuk melanjutkan perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina, seperti yang dijelaskan oleh ajudan Kremlin, Yury Ushakov.

Trump juga menyebutkan adanya kemungkinan untuk bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, selama kunjungannya di Roma, yang memperlihatkan niat kuat untuk mendorong tercapainya kesepakatan damai. Trump dijadwalkan kembali ke Washington setelah menghadiri prosesi pemakaman pada Sabtu.

Trump Tunda Pertemuan dengan Putin, Fokuskan Kunjungan Timur Tengah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berlangsung selama lawatannya ke Arab Saudi. Ia menegaskan bahwa pertemuan tersebut kemungkinan besar akan dijadwalkan setelah kunjungannya ke Timur Tengah yang direncanakan berlangsung pada 13 hingga 16 Mei, mencakup Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump kepada awak media di Gedung Putih pada Rabu (23/4), saat ditanya apakah ia akan bertemu dengan Putin di Arab Saudi. “Itu mungkin, tetapi sepertinya tidak. Saya pikir kami akan bertemu dengannya segera setelah kunjungan itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Gedung Putih pun mengonfirmasi bahwa utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, dijadwalkan melakukan perjalanan ke Rusia dalam waktu dekat. Kunjungan ini bertujuan untuk melanjutkan diskusi langsung dengan Presiden Putin terkait konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt telah mengungkapkan bahwa pihak AS merasa optimis dengan arah pembicaraan yang telah berlangsung. Witkoff dijadwalkan berangkat pada akhir pekan untuk memperkuat dialog diplomatik tersebut.

Di sisi lain, Trump juga menekankan bahwa peluang untuk tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina minggu ini cukup besar. Ia mengutarakan harapannya agar perundingan kedua negara yang telah berkonflik lebih dari tiga tahun itu bisa menghasilkan solusi konkret dalam waktu dekat.