Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah militer Israel mengklaim telah menyerang dua lokasi peluncuran roket di wilayah tersebut pada Senin (24/2). Serangan ini terjadi setelah proyektil dilaporkan ditembakkan dari salah satu lokasi di Gaza dan jatuh di dalam wilayah Palestina.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel menyebut bahwa serangan ini merupakan yang ketiga kalinya dalam dua pekan terakhir, dengan dalih menargetkan lokasi yang dianggap sebagai ancaman keamanan.
“Kami telah mengidentifikasi peluncuran proyektil yang jatuh di dalam Jalur Gaza. Oleh karena itu, pasukan kami menyerang lokasi peluncuran tempat proyektil ditembakkan, serta titik peluncuran lainnya di wilayah tersebut,” ujar perwakilan militer Israel.
Aksi militer ini terjadi di tengah gencatan senjata yang rapuh dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas. Gencatan senjata yang pertama kali disepakati pada 19 Januari lalu diperkirakan akan berakhir pada awal Maret, sementara kesepakatan mengenai tahap selanjutnya belum juga tercapai.
Netanyahu Ancam Lanjutkan Perang, Hamas Tolak Perundingan Gencatan Senjata
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya siap kembali melanjutkan perang kapan saja, menyusul penangguhan pembebasan tahanan Palestina yang sebelumnya menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Hingga saat ini, sejak kesepakatan tersebut berlaku, kelompok militan di Gaza telah membebaskan 25 sandera Israel sebagai bagian dari pertukaran dengan lebih dari 1.100 tahanan Palestina yang dilepaskan dari penjara Israel. Namun, Netanyahu memutuskan untuk menunda pembebasan 602 tahanan Palestina, dengan alasan Hamas telah melanggar kesepakatan.
Netanyahu menyebut bahwa Hamas menyerahkan para sandera Israel dengan cara yang dianggap “memalukan”, serta menggunakan peristiwa tersebut sebagai bagian dari propaganda politik mereka.
Menanggapi tindakan Israel, Hamas memperingatkan bahwa keputusan ini dapat mengancam keseluruhan perjanjian gencatan senjata. Hamas juga menegaskan bahwa mereka tidak akan melanjutkan perundingan tahap kedua, kecuali Israel terlebih dahulu membebaskan 602 tahanan Palestina yang masih ditahan.
Ancaman Eskalasi Baru di Gaza
Keputusan Israel untuk melancarkan serangan ke Gaza di tengah proses gencatan senjata membuka kemungkinan terjadinya konflik berskala lebih besar. Dengan belum adanya kesepakatan mengenai fase lanjutan, potensi pecahnya kembali pertempuran antara Israel dan Hamas semakin meningkat.
Komunitas internasional kini menyoroti perkembangan situasi ini, dengan berbagai pihak menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri guna menghindari eskalasi konflik yang lebih luas. Namun, tanpa kejelasan mengenai masa depan gencatan senjata, Gaza tetap berada dalam bayang-bayang perang yang bisa meletus kapan saja.